Among Us - White Crewmate

Jamur Ganoderma boninense

FILE DOWNLOAD

Klasifikasi Ganoderma boninense
KingdomFungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas: Agaricomycetes
Ordo: Polyporales
Famili: Ganodermataceae
Genus: Ganoderma
Spesies: Ganoderma boninense

Morfologi Ganoderma boninense
Basidiocarp
Basidiocarp dapat berukuran hingga 30 cm dan berbentuk seperti kipas. Permukaan atas: berwarna cokelat keunguan, bergelombang, dan terdapat lingkaran tahunan. Permukaan bawah: berwarna putih hingga krem dan memiliki pori-pori yang berbentuk bulat (tempat terbentuknya basidium) dengan diameter 90-380 μm, dengan kerapatan 4-5 mm. 

Basidiospora
Basidiospora uniseluler (bersel tunggal), haploid (1 perangkat kromosom), berbentuk ovoid hingga ellipsoid berwarna kecoklatan dengan ukuran 13,5 (10,0) x 4,5 (5,9) μm. 
Catatan: jika ingin melihat spora GB, taruh kertas dibawah tubuh buah GB selama beberapa hari, kemudian ada spora yang berjatuhan di kertas tersebut (berwarna coklat), identifikasi.

Isolat
Isolat berwarna putih dengan tekstur kasar dan berombak.

Siklus Hidup Ganoderma boninense
Siklus hidup jamur kelas basidiomycetes adalah dengan membentuk basidiospora. Basidiospora yang haploid dihasilkan oleh basidium akan berkecambah menjadi miselium monokarion. Dua monokarion yang serasi bertemu, pertautan hifa dan plasmogami terjadi dan menghasilkan hifa dwikarion. Mekanisme dwikariotisasi terjadi di mana jepit penghubung (clamp connection) terbentuk pada miselium baru. Seterusnya basidiokarp terbentuk. Lapisan himenium dan basidium terbentuk. Kariogami terjadi dalam basidium dan setelah meiosis, empat nukleus haploid terbentuk. Pembentukan empat tonjolan merupakan proses awal pembentukan basidiospora. Seterusnya setiap nukleus bergerak ke tonjolan dan akhirnya empat basidiospora dihasilkan pada ujung basidium. Pada ujung basisium dibentuk sterigmata. Inti berpisah ke sterigmata, kemudian ujung-ujugnya membesar dan terbentuklah spora. Pada ujung bawah spora suatu gelembung gas atau cairan dibentuk diantara dinding spora dan suatu luasan dinding sterigmata pada tekanan tinggi dan spora akan ditaburkan bila membran luarnya pecah.

Patogenesitas Ganoderma boninense
GB tergolong ke dalam pelapuk putih (white rot fungi) yang mampu mendegradasi lignin pada proses pelapukan kayu. Jamur pelapuk putih menguraikan lignin menjadi air dan karbondioksida. Jamur pelapuk putih menyerang lignin dari kayu hingga menyisakan selulosa dan hemiselulosa.  GB bersifat tular tanah (soil-borne) yang infeksi penyakit melalui perakaran. 
Penularan penyakit bisa melalui tiga cara, yaitu: kontak akar tanaman dengan sumber inokulum GB, udara dengan basidiospora, dan inokulum sekunder berupa tunggul tanaman atau inang alternatif. GB bersifat parasit fakultatif yang bisa hidup sebagai saprofit pada akar yang membusuk, jaringan kayu tua, atau sisa-sisa tanaman dalam tanah sehingga menyebabkan persisten.
Jamur GB merupakan penyakit vaskular, di mana invasi jamur ini melalui pergerakan miselium dalam floem dan xilem. Kehadiran miselium dalam jaringan vaskular inilah yang mengganggu proses pengambilan air dan makanan. Oleh karena itu, timbulnya gejala penyakit di bagian pucuk dan pelepah. Di bagian akar, miselium jamur GB berada dalam sel empulur, korteks, endodermis perisikel dan parenkima. Jamur ini akan menginfeksi dan bergerak dalam akar menuju ke pangkal batang tanaman kelapa sawit.

Kondisi Ideal pertumbuhan:
  • pH  4-5. 
  • Kelembaban antara 50-60%. 
  • GB dapat tumbuh pada suhu 25-32°C, sedangkan suhu optimal adalah 32°C.
Gejala serangan Ganoderma boninense
Gejala yang disebabkan GB disebut busuk pangkal batang atau basal stem rot. Gejala dini penyakit ini sangat sukar dideteksi. Gejala primer terjadi pada bagian akar dan batang. Gejala pada bagian akar yang terinfeksi terdapat busuk berwarna kecoklatan. Gejala pada bagian batang terdapat garis hitam yang memisahkan antara jaringan sehat dan sakit. Gejala pada akar dan batang yang terkoloni GB akan menyebabkan timbulnya gejala pada daun. Daun menjadi hijau pucat, layu, kemudian patah dan menggantung pada batang. Ciri khas terserang GB adalah ditemukannya tubuh buah di pangkal batang.


Pengendalian Ganoderma boninense

1) Budidaya tanaman sehat
  • Menanam varietas tahan merupakan cara yang murah, efektif, kompatibel dengan cara pengendalian lain, dan mudah diadopsi petani. Misalnya Varietas DxP 540 NG yang tahan GB.
  • Bibit sehat: seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor penyebaran utama dari GB adalah kontak antara akar tanaman sehat dan sakit, oleh karena itu sebelum melakukan pemindahan bibit ke kebun utama harus di cek terlebih dahulu apakah bibit tersebut sehat atau tidak.
  • Sanitasi adalah kegiatan pembersihan yang bertujuan pengurangan sumber inokulum di kebun yang dilakukan dengan cara mengumpulkan tubuh buah. Sebelum penanaman tanaman baru, kebun harus dibersihkan dari tunggul-tunggul atau sisa tanaman dibongkar untuk memutus siklus hidup GB.
  • Pembumbunan tanah: untuk mengurangi serangan GB, pangkal batang kelapa sawit perlu dibumbun dengan tanah. Hal ini bertujuan menghindari infestasi basidiospora ke batang kelapa sawit, serta menopang secara fisik batang tanaman kelapa sawit. Pembumbunan tanah pada pangkal batang dapat memperpanjang umur produksi selama 2 tahun.
  • Pembuatan parit disekeliling tanaman sakit bertujuan untuk mengurangi kontak akar tanaman sakit dan sehat.
2) Biologi
  • Menggunakan agens biologi, seperti: Trichoderma 
  • Penggunaan agens biologi lebih banyak digunakan sebagai pencegahan. Hal ini disebabkan Trichoderma tidak mampu mengikuti perkembangan akar kelapa sawit sehat.
  • Pemberian 200 gr Trichoderma atau 400 gr untuk tindakan pencegahan.
3) Pemantauan/monitoring: Pemantauan lahan dilakukan secara rutin 1-3 kali setahun oleh orang yang telah berpengalaman. Lakukan sanitasi apabila ditemukan badan buah atau adanya pembusukan di dalam batang yang dapat dideteksi dengan memukul-mukul pangkal batang. 

4) Pestisida kimiawi: Keputusan penggunaan pestisida dilakukan setelah analisis ekosistem terhadap hasil pengamatan dan ketetapan tentang ambang kendali. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan telah diizinkan. Penggunaan pestisida kimiawi dalam sistem PHT merupakan jalan terakhir.
  • Fungisida Triazole yaitu triadimenol, triadimefon, tridemorph dengan dosis 5,10 dan 25 g/ml.
  • Fumigan Dazoment dengan dosis 500 g/tanaman dapat menahan pembentukan tubuh buah G. boninense selama 3 bulan.
  • Fungisida carboxin ataupun quintozene lebih efektif daripada Dazoment.


    "Selain merugikan G. boninense dapat menyembuhkan penyakit kencing manis, stroke, hipertensi, serta dapat digunakan sebagai tonik dan obat awet muda. Jadi dilihat dari kebutuhan kita sehingga dapat menyimpulkan peran dari GB itu sendiri apakah ia menguntungkan atau merugikan"

    You Might Also Like

    0 komentar